Istilah apresiasi berasal dari bahasa latin apreciatio yang berarti “mengindahkan” atau “menghargai”. Dalam kontek yang lebih luas, istilah apresiasi menurut Gove mengandung makna pengenalan melalui perasaan atau kepekaaan batin, pemahaman dan pengakuan terhadap nilai nilai keindahan yang diungkapkan pengarang.
Sejalan dengan rumusan pengertian apresiasi tersebut, S.Effendi mengungkapkan bahwa apresiasi seni berbahasa (sastra) adalah kegiatan mengggauli karya sastra secara sungguh-sungguh sehingga menumbuhkan pengertian pengehargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra. Dari pendapat itu dapat disimpulkan bahwa kegiatan apresiasi dapat tumbuh dengan baik apabila pembaca mampu menumbuhkan rasa akrab dengan teks sastra yang diapresiasinya, menumbuhkan sikap sungguh-sungguh serta melakukan kegiatan apresiasi itu sebagai bagian dari hidupnya, sebagai suatu kebutuhan yang mampu memuaskan rohaninya.
Banyak sekali fungsi sastra bagi kehidupan manusia. Namun secara umum fungsi sastra dapat digolongkan menjadi 5 golongan, antara lain :
- Fungsi rekreatif
Memberikan rasa senang, gembira serta menghibur para pembacanya. - Fungsi dedukatif
Mengarahkan dan mendidik para pembacanya karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung didalamnya. - Fungsi estetis
memberikan keindahan bagi para pembacanya. - Fungi moralitas
nilai moral yang tinggi sehingga para pembacanya dapat mengetahui moral yang baik. - Fungsi religius
mengandung ajaran agama yang dapat dijadikan teladan bagi para pembacanya.
Hakikat Apresiasi
Apresiasi dapat diartikan suatu langkah untuk mengenal memahami, dan menghayati suatu karya sastra yang berakhir dengan timbulnya pencelupan atau rasa menikmati karya tersebut dan berakibat subjek apresiator dapat mengahargai karya sastra yang dinikmatinya secara sadar. Karya unsur intrinsik. Yang dimaksud unsur-unsur intrinsik yaitu tema, plot/alur, tokoh, watak tokoh, latar, setting, amanat atau pesa, sudut pandang, dan gaya bahasa. Selain dari unsur intrinsik dan teks seni berbahasa, juga dapat diapresiasi dengan menelaah penggunaan atau pilihan kata serta istilah yang terdapat dalam teks tersebut. Termasuk dalam hal ini, mencari kata-kata kunci yang menjadi penanda tema teks yang bersangkutan.
Disamping pengamatan terhadap unsur-unsur intrinsik dan pemakaian unsur bahasanya, untuk memahami suatu karya sastra atau teks seni berbahasa dapat dilakukan pula pengamatan terhadap unsur-unsur ekstrinsik, yaitu hal-hal yang melatar belakangi terciptanya teks seni berbahasa tersebut. Hal-hal tersebut antara lain latar belakang pengarang, tujuan penulisan, latar sosial budaya, lingkungan kehidupan pengarang, dan latar belakang pendidikan.
Proses Apresiasi
Sebelum melakukan apresiasi, umumnya seseorang memilih bentuk karya sastra atau jenis teks seni berbahasa yang disukai, misalnya bentuk karya sastra prosa, puisi, drama, atau film. Kesukaan itu akan melangkah pada upaya seseorang untuk mengetahui atau memahami lebih dalam karya yang dipilihnya. Sebuah karya sastra dapat disukai dan digemari oleh seseorang oleh karena karya tersebut dapat memberikan kesan tersendiri yang menimbulkan empati bagi penggemarannya, Hal itu disebabkan proses penciptaan karya sastra meliputi hal-hal berikut ini.
- Upaya mengeksplorasi jiwa pengarangnya yang diejawantahkan ke dalam bentuk bahasa yang akan disampaikan kepada orang lain.
- Upaya menjadikan sastra media komunikasi antara pengarang atau pencipta dan peminat sastra.
- Upaya menjadikan sastra sebagai alat penghibur dalam arti merupakan alat pemuas hati peminat sastra.
- Upaya menjadikan isi karya sastra merupakan satu bentuk ekspresi yang mendalam dari pengarang atau sastrawan terhadap unsur-unsur kehidupan. Dengan kata lain, merupakan hasil proses yang matang bukan sekedar diciptakan.
ads stream
Untuk mengapresiasi sebuah karya sastra atau teks seni berbahasa, perlu dilakukan aktivitas berupa :
- mendengarkan / menyimak
- menonton
- membaca
- mempelajari bagian-bagiannya
- menceritakan kembali
- mengomentari
- meresensi
- membuat parafrasa (membuat ringkasan kecil)
- menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan karya tersebut
- merasakan seperti : mendeklamasikan (untuk pusis) atau melakonkan (untuk drama)
- membuat synopsis untuk cerita dan sebagainya.
Selain aktivitas merespons karya sastra seperti diatas, langkah-langkah mengapresiasi sebuah karya sastra yang diminati secara umum meliputi hal-hal berikut :
- Menginterpretasi atau melakukan penafsiran terhadap karya sastra berdasarkan sifat-sifat karya sastra tersebut.
- Menganalisis atau menguraikan unsur-unsur karya sastra tersebut, baik unsur intrinsik maupun ektrinsiknya.
- Menikmati atau merasakan karya sastra berdasarkan pemahaman untuk mendapatkan penghayatan.
- Mengevaluasi atau menilai karya sastra dalam rangka mengukur kualitas karya tersebut.
- Memberikan penghargaan kepada karya sastra berdasarkan tingkat kualitasnya.
Jenis Apresiasi
Dalam tahapan apresiasi tertinggi, seseorang akan dapat memberikan penilaian dan penghargaan yang positif bagi sebuah karya sastra. Ia pun dapat memberikan penjelasan secara objektif dan mempertanggungjawabkan sikapnya tersebut kepada orang lain. Setelah melakukan pilihan kepada sebuah bentuk karya sastra yang menarik pikiran dan perasaan atau jiwa seninya, seseorang akan merespon karya tersebut dengan dua bentuk sikap atau jenis apresiatif yaitu apresiasi yang bersifat kenetik atau sikap tindakan dan apresiasi yang bersifat verbalitas.
Apresiasi bersifat kinetik yaitu sikap memberikan minat pada sebuah karya sastra lalu berlanjut pada keseriusan untuk melakukan langkah langkah apresiatif secara aktif. Misalnya, untuk bentuk karya sastra berupa prosa fiksi seperti cerpen dan novel, tindakan apresiatifnya ialah memilih cerpen atau novel yang sesuai kehendaknya. Selanjutnya membaca dan menyenangi novel sejenis, menyenangi tema atau pengarangnya, memahami pesan-pesannya, alur ceritanya, serta mengenal tokoh-tokoh dan watak tokohnya, bahkan secara ekstrim ada yang berkeinginan mendentifikasi diri menjadi tokoh yang digemari dalam karya prosa tersebut. Puncak dari sikap apresiasinya adalah ingin dapat membuat karya cerpen atau novel seperti itu. Setidak-tidaknya dapat memberikan komentar atau tanggapan tentang hal yang berhubungan dengan novel yang digemari.
Untuk karya puisi, memperhatikan pembacaan puisi, menyukai puisi-puisi tertentu, berusaha memahami makna puisi yang disukai, mengenal para penyair jenis puisi yang disukai, berusaha dapat membaca puisi dengan baik, dan puncaknya berkeinginan dapat membuat puisi sejenis serta menulis tanggapan atau ulasan mengenai puisi tersebut.
Untuk karya sastra drama apresiasi kinetiknya menyukai pementasan drama, tertentu, mengenal karakter tokohnya, para kru dibelakang panggung, dan ingin melakonkan tokoh tertentu pada drama sejenis. Sekarang mungkin objeknya lebih kepada bentuk tayangan film yang memiliki unsur-unsur yang sama dengan drama.
Apresiasi bersifat verbal yaitu pemberian, penafsiran, penilaian, dan penghargaan yang berbentuk penjelasan, tanggapan, komentar, kritik, dan saran serta pujian baik secara lisan maupun tulisan. Dalam kaitannya dengan aspek kompetensi menyimak, apresiasi bermula pada proses mendengarkan pencapaian langkah-langkah apresiasi yang telah dijelaskan di atas. Untuk pembelajaran tentang apresiasi sastra, semua bentuk karya sastra yang dapat diperdengarkan harus dipelajari. Bentuk karya sastra tersebut berjenis prosa dan puisi.